Bank Rakyat Indonesia (BRI) sedang ramai dibicarakan karena dikabarkan menjadi target serangan ransomware jenis Bashe. Informasi ini mencuat melalui media sosial X, dimana akun bernama @FalconFeeds.io memposting peringatan soal serangan tersebut. Postingan ini dibagikan pada Rabu malam (18/12).
Apa Itu Bashe Ransomware?
Mengutip dari Vectra AI, Bashe merupakan kelompok ransomware yang dikenal juga sebagai APT73 atau Eraleig. Kelompok ini mulai aktif sejak April 2024 dan menggunakan taktik yang menyerupai LockBit, salah satu ransomware paling berbahaya. Bashe menyasar sektor-sektor strategis dengan memanfaatkan metode pemerasan data melalui Data Leak Site (DLS) berbasis Tor.
Target Dari Bashe
Bashe ransomware dikenal agresif dalam menyerang organisasi besar di berbagai negara maju, termasuk Amerika Utara, Inggris, Prancis, Jerman, India, dan Australia. Kelompok ini memprioritaskan sektor-sektor bernilai tinggi, seperti teknologi, layanan bisnis, manufaktur, layanan konsumen, layanan keuangan, transportasi, logistik, perawatan kesehatan, dan konstruksi.
Tanggapan Dari BRI
BRI telah merespon soal kabar peretasan Bashe di sistemnya. Dikutip dari Tempo, Direktur Digital dan IT BRI, Arga M Nugraha, memastikan bahwa data maupun dana nasabah saat ini tetap aman.
Ia juga menegaskan bahwa sistem perbankan BRI masih berfungsi normal. Semua layanan transaksi berjalan lancar, sehingga nasabah tetap dapat menggunakan berbagai fasilitas perbankan tanpa gangguan.
Bagaimana menurut anda?